Senin, 12 November 2018

Gaya Kepemimpinan Terhadap Militansi Kader

Penulis : Aldo Estrada Diergo Putra



Gaya Kepemimpinan Terhadap Militansi Kader

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatu

Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992).

   Dalam kamus Bahasa Inggris, Militancy memiliki arti; semangat baja atau semangat berjuang. Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa semangat berharokah adalah keniscayaan dalam berdakwah dan merupakan penggerak cita-cita. Semangatlah yang menggerakan jasad kita untuk tetap berharokah dan beramal.
   
    Militansi merupakan hasil dari kristalisasi idiologi, dia menjadi obsesi yang melebur bersama mimpi seorang kader. Militansi adalah kemampuan mengkomparasikan seluruh pikir, sikap dan gerak hanya untuk memperjuangkan ide dan prinsip islam. Sehingga seluruh elemen ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah terfokus pada satu azzam, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam.
    
    Militansi merupakan wujud dari konsistensi dan komitmen seorang kader. Seberapa besar kita bertahan dalam dakwah ini, seberapa besar kita dapat bertanggung jawab dalam janji-janji kita sebagai seorang muslim dan seberapa besar pula kita semangat untuk tetap mengharap ridho-Nya. Ridho Allah ‘azza wa jalla, Rabb penggenggam ruh manusia.

Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui..” (Q.S At Taubah [9] : 41)

Gaya Kepemimpinan (GK)
1. GK. Otoriter
    GK Otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan.
Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku.

GK. Otoriter Berciri :
(1). Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
(2). Keputusan dan Kebijakan dibuat oleh pemimpin
(3). Komunikasi berlangsung 1 (satu) arah
(4). Pengawasan dilakukan secara ketat
(5). Prakarsa dari atas dan tanpa kesempatan bawahan untuk memberikan kesempatan
(6). Lebih banyak Kritik dari pada Pujian
(7). Pimpinan menuntut kesetian dan prestasi sempurna
(8). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh pimpinan

    Gk. Otoriter ini lebih baik dihindari, 
Dan jika memang harus otoriter boleh saja asalkan tidak merugikan pihak manapun. 

Karena didalam Hadits Rasulullah :
'Aidz bin amru r.a, ketika ia masuk kepada ubaidillah bin zijad berkata: 
hai anakku saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: 
"sesungguhnya sejahat-jahat pemerintah yaitu yang kejam (otoriter), maka janganlah kau tergolong daripada mereka."
 (HR. Buchary, Muslim) 

Otoriter boleh dilakukan dalam pengambilan keputusan tanpa merugikan, atau otoriter dianggap sebagai solusi

2. GK. Demokrasi
     GK Demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas dari organisasi tersebut dengan tidak menghalangi hak-hak bawahannya untuk berpendapat. Dia juga berfungsi sebagai penghubung antar departemen dalam suatu organisasi. Organisasi yang dibuat dengan teori demokratis ini pun memiliki suatu kelebihan, dimana setiap tugas dan wewenang dari pengurus organisasi tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga jelas bagian-bagian tugas dari masing-masing pengurus, yang mana nantinya tidak akan terjadi campur tangan antar bagian dalam organisasi tersebut. Pembagian tugas ini juga sangat efisien dan efektif bila diterapkan dalam suatu organisasi dimana tujuan utama dari organisasi adalah tercapainya tujuan dan kepentingan bersama. 

GK. demokratis Berciri :

(1). Wewenang pimpinan tidak mutlak
Yaitu keputusan pimpinan bisa dipengaruhi oleh masukan dari bawahan, bukan sebagai bentuk interferensi, dalam hal ini lebih ditekankan dari asas
(2). MusyawarahPimpinan melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan Tidak semua keputusan bergantung pada pimpinan semata. Bawahan memiliki wewenang untuk membuat keputusan, namun masih berada dalam batas sewajarnya ,Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
(3). Setiap keputusan yang diambil tidak hanya berasal dari pimpinan mutlak, namun telah dimusyawarahkan terlebih dahulu bersama bawahannya
(4). Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahanKomunikasi berlangsung timbal balik
(5). Komunikasi antara pimpinan dan bawahan berlangsung dengan baik, tanpa adanya rasa takut atau canggung karena jabatan
(6). Pengawasan dilakukan secara wajar
(7). Pemimpin tidak melakukan pengawasan kegiatan secara over atau over protective, sehingga tidak ada tekanan pada bawahan saat melakukan kegiatannya, bawahan pun menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan atasannyaPrakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
Pemrakarsa dari suatu kegiatan yang bermanfaat bagi organisasi tersebut tidak hanya berasal dari pimpinan, bawahan pun diberikan hak yang seluas-luasnya untuk memprakarsai sesuatu yang berdampak positif bagi organisasi tersebut
(8). Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat
Bawahan bebas untuk berpendapat sesuai dengan asas demokrasiTugas diberikan bersifat permintaan
(9). Tugas yang diberikan pimpinan bisa berasal dari permintaan bawahan yang tentunya berdampak positif bagi organisasi tersebutPujian dan kritik seimbang
(10). Pimpinan dan bawahan tidak selalu saling memuji atau mengkritik, kedua-duanya berjalan seimbang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebutPimpinan mendorong prestasi bawahanKesetiaan bawahan secara wajar
(11). Bawahan tidak bersifat sebagai budak yang selalu manut pada atasannya, namun bawahan tetap memiliki rasa hormat yang tinggi pada atasannyaMemperhatikan perasaan bawahan
(12). Pemimpin bersikap mengayomi kepada bawahan, sehingga pemimpin mengerti apa masalah yang ada pada bawahan, sehingga pemimpin bisa mengambil kebijakan dengan segeraSuasana saling percaya, menghormati dan menghargai
(13). Suasana yang selalu harmonis dalam lingkungan organisasiTanggung jawab dipikul bersama
(14). Kelebihan yang paling utama, yaitu saling bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi

3. GK. Leisse Faire (Bebas)
    Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan maupun menanggulangi masalahnya sendiri.
Gaya ini tidak berdasarkan pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok yang memakai gaya ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan anggotanya akan apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Walau begitu, dalam situasi tertentu khususnya dalam kelompok terapi, gaya kepemimpinan laissez-faire ini adalah yang paling layak dan efektif dari gaya-gaya kepemimpinan terdahulu.

GK. Leisse Faire Berciri :

(1). Pimpinan melimpahkan sepenuhnya kepada bawahan.
(2). Keputusan dan kebijakan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
(3). Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan.
(4). Hampir tidak ada pengawasan.
(5). Pemrakarsa selalu datang dari bawahan.
(6). Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan.
(7). Kepentingan pribadi lebih dominan dari pada kepentingan kelompok.
(8). Tanggung jawab dipikul oleh orang perorang.

Tipe Kepemimpinan:
1. TK. Paternalistik
    Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan

Contoh pemimpin paternalistik adalah seorang guru

 Kelebihan       :

Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusanBawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan

Kelemahan     :

Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatanKeputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap dirinya sudah melakukan yang benarDaya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya.

2. TK. Karismatik
     Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.

            Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther King, Soekarno dan lain-lain

 Kelebihan       :

Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelasDapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giatBisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercayaMenyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin

Kelemahan     :

Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresikoPemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur percayaKetergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten sulit.
3. TK. Situasional
    TK. Situasional merupakan gaya kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan situasi yang ada. Penggunaan situasi untuk menentukan apa saja hal yang akan dilakukan akan sangat penting agar suatu organisasi bisa berjalan dengan baik. Perubahan situasi akan menyebabkan perubahan kebutuhan yang ada pada anak buah. Perbedaan tersebut menjadikan pemimpin harus memilih gaya kepemimpinan yang berbeda di situasi anak buah yang berbeda.
    Hal ini dilakukan agar setiap anak buah dipahami oleh pemimpin apa yang sedang dibutuhkannya dalam mengerjakan tugas dari pemimpin. Pengetahuan pemimpin terhadap apa yang dibutuhkan oleh anak buah hendaknya segera dipenuhi oleh pemimpin agar anak buah tersebut bisa bekerja secara lebih optimal.
    Pengetahuan pemimpin terhadap kondisi anak buahnya ditindak lanjuti dengan pemilihan gaya kepemimpinan yang paling tepat untuk anak buah. Pemilihan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi anak buah menjadikan kinerja anak buah akan bekerja se-efektif dan se-efisien mungkin. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi yang sedang dipimpinnya.
    
4. TK. Intelektual Leadership
     Berarti kepemimpinan intelektual dapat berarti perilaku seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok beserta sub-sub sistemnya secara holistik demi tercapainya tujuan yang telah disepakati dengan menggunakan kemampuan berfikir rasional sehingga dapat berinteraksi dan bertindak secara efektif dan efisien.
   Suatu kepemimpinan tidak akan berjalan tanpa adanya sosok pemimpin dan sosok terpimpin. Baik sosok yang memimpin maupun sosok yang dipimpin hendaknya memiliki sifat-sifat yang dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan bersama sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat berbagai macam sifat “ideal” seorang pemimpin dan seorang yang dipimpin antara lain dengan kecerdasan. Kecerdasan seseorang merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pencapaian tujuan.
   Kecerdasan disini tak hanya diartikan sebagai sosok dengan keserbatahuannya. Melainkan juga sosok dengan keserbatahuannya yang dapat diterapkan dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk merengkuh kelompok sosial yang ada agar pencapaian tujuan bersama dapat segera terwujud. Cerdas disini bukan hanya cerdas berfikir namun juga meliputi cerdas berinteraksi, bertindak dan cerdas dalam mengambil keputusan serta cerdas dalam membaca realita sosial yang sedang berjalan, membaca serta menelaah apa yang seharusnya dilakukan dan ditindak.

2 Teori  asal-usul terbentuk seorang pemimpin :

1. Teori genetika
        pemimpin itu terlahir dengan bakat yang yang sudah terpendam di dalam dirinya yang harus ia ekspolasi atau mungkin keturunan dari keluarga.

2. Teori Sosial.
      Dimana ketika jiwa kepemimpinan lahir karena dia aktif berorganisasi,sering mengikuti pelatihan. Sehingga ia menjadi orang yang percaya diri dan merasa mempunyai tanggung jawab.

Mungkin itu saja,tentang Gaya maupun Tipe kepemimpinan memang mempunyai beberapa hal yang membuat nya dinilai positif dan negatif.Namun,yang perlu kita ketahui Semua Gaya dan Tipe Yang disebut kan diatas tadi punya Sisi positif dan negatif nya. tinggal bagaimana caranya seorang pemimpin itu sendiri mampu menempat kan dirinya di setiap Situasi Dan Kondisi

Jadi Bukan berarti Yang egois jahat..bukan berarti yang Berbaur itu baik..dan bukan berarti yang Tidak tau menau itu lalai,Justru ini jadi Motivasi untuk kita semua agar kedepannya kita mampu jadi  KADER YANG MILITANSI Yang tidak pernah lalai dengan sebuah Amanah dari Yang terkecil hingga Kelak kita Menjadi Pemimpin bangsa.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatu

Sabtu, 10 November 2018

Sejarah Singkat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah salah satu organisasi otonom didalam persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan pada 18 Juli 1961 , dihasilkan dari Musyawarah Pemuda Muhammadiyah pada waktu itu. Dimana dilihat bahwasanya pada saat itu dinilai dibutuhkan sebuah wadah ukhuwah di antara pelajar Muhammadiyah ,sehingga dibentuklah IPM ( Ikatan Pelajar Muhammadiyah ) pada waktu itu .
Dalam perjalanannya hingga saat ini IPM pernah mengganti namanya menjadi IRM pada masa kejayaan masa presiden Soeharto dimana organisasi didalam sekolah hanya diperbolehkan OSIS, dan kala itu IPM berubah menjadi IRM atau Ikatan Remaja Muhammadiyah dan bahkan bukannya malah terpuruk , IPM makin luas, karena dengan nama IRM tadi , IPM bisa mencapai Pemuda dan Pelajar hingga tingkat Ranting Muhammadiyah ,bukan hanya sekolah Muhammadiyah saja seperti saat ini. Pada 2008 IRM kembali lagi menjadi IPM. Yang kami nilai sebenarnya nama IRM lebih kuat dan kokoh dibanding IPM, apalagi basis masanya pun menjadi lebih banyak ,karena hingga keranting Muhammadiyah.
Berbagai prestasi diraih IPM , dan yang masih baru yaitu IPM dianugrahi Organisasi Kepemudaan terbaik Pertama di Indonesia pada 2013 dan Menjadi 10 organisasi terbaik se-Asia Tenggara pada tahun 2012.