Penulis : Aldo Estrada Diergo Putra
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatu
Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi
kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya
atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992).
Dalam kamus Bahasa Inggris, Militancy memiliki arti; semangat
baja atau semangat berjuang. Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa semangat
berharokah adalah keniscayaan dalam berdakwah dan merupakan penggerak
cita-cita. Semangatlah yang menggerakan jasad kita untuk tetap berharokah dan
beramal.
Militansi merupakan hasil dari kristalisasi idiologi, dia
menjadi obsesi yang melebur bersama mimpi seorang kader. Militansi adalah
kemampuan mengkomparasikan seluruh pikir, sikap dan gerak hanya untuk
memperjuangkan ide dan prinsip islam. Sehingga seluruh elemen ruhiyah,
fikriyah dan jasadiyah terfokus pada satu azzam, sesungguhnya sholatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam.
Militansi merupakan wujud dari konsistensi dan komitmen seorang
kader. Seberapa besar kita bertahan dalam dakwah ini, seberapa besar kita
dapat bertanggung jawab dalam janji-janji kita sebagai seorang muslim dan
seberapa besar pula kita semangat untuk tetap mengharap ridho-Nya. Ridho Allah
‘azza wa jalla, Rabb penggenggam ruh manusia.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui..” (Q.S At Taubah [9] : 41)
Gaya Kepemimpinan (GK)
1. GK. Otoriter
GK Otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal
manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan
satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang
yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Orang-orang
yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang
disebut bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana
keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan.
Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan
bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak
mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak
boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling
benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh
karena itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah
kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan,
dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.Pemimpin menilai
kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku.
GK. Otoriter Berciri :
(1). Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
(2). Keputusan dan Kebijakan dibuat oleh pemimpin
(3). Komunikasi berlangsung 1 (satu) arah
(4). Pengawasan dilakukan secara ketat
(5). Prakarsa dari atas dan tanpa kesempatan bawahan untuk memberikan
kesempatan
(6). Lebih banyak Kritik dari pada Pujian
(7). Pimpinan menuntut kesetian dan prestasi sempurna
(8). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh pimpinan
Gk. Otoriter ini lebih baik dihindari,
Dan jika memang harus otoriter boleh saja asalkan tidak merugikan pihak
manapun.
Karena didalam Hadits Rasulullah :
'Aidz bin amru r.a, ketika ia masuk kepada ubaidillah bin zijad berkata:
hai anakku saya telah mendengar rasulullah saw bersabda:
"sesungguhnya sejahat-jahat pemerintah yaitu yang kejam (otoriter), maka
janganlah kau tergolong daripada mereka."
(HR. Buchary, Muslim)
Otoriter boleh dilakukan dalam pengambilan keputusan tanpa merugikan, atau
otoriter dianggap sebagai solusi
2. GK. Demokrasi
GK Demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas dari
organisasi tersebut dengan tidak menghalangi hak-hak bawahannya untuk
berpendapat. Dia juga berfungsi sebagai penghubung antar departemen dalam
suatu organisasi. Organisasi yang dibuat dengan teori demokratis ini pun
memiliki suatu kelebihan, dimana setiap tugas dan wewenang dari pengurus
organisasi tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga jelas bagian-bagian tugas
dari masing-masing pengurus, yang mana nantinya tidak akan terjadi campur
tangan antar bagian dalam organisasi tersebut. Pembagian tugas ini juga sangat
efisien dan efektif bila diterapkan dalam suatu organisasi dimana tujuan utama
dari organisasi adalah tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.
GK. demokratis Berciri :
(1). Wewenang pimpinan tidak mutlak
Yaitu keputusan pimpinan bisa dipengaruhi oleh masukan dari bawahan, bukan
sebagai bentuk interferensi, dalam hal ini lebih ditekankan dari asas
(2). MusyawarahPimpinan melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan Tidak
semua keputusan bergantung pada pimpinan semata. Bawahan memiliki wewenang
untuk membuat keputusan, namun masih berada dalam batas sewajarnya ,Keputusan
dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
(3). Setiap keputusan yang diambil tidak hanya berasal dari pimpinan mutlak,
namun telah dimusyawarahkan terlebih dahulu bersama bawahannya
(4). Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahanKomunikasi
berlangsung timbal balik
(5). Komunikasi antara pimpinan dan bawahan berlangsung dengan baik, tanpa
adanya rasa takut atau canggung karena jabatan
(6). Pengawasan dilakukan secara wajar
(7). Pemimpin tidak melakukan pengawasan kegiatan secara over atau over
protective, sehingga tidak ada tekanan pada bawahan saat melakukan
kegiatannya, bawahan pun menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan
atasannyaPrakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
Pemrakarsa dari suatu kegiatan yang bermanfaat bagi organisasi tersebut tidak
hanya berasal dari pimpinan, bawahan pun diberikan hak yang seluas-luasnya
untuk memprakarsai sesuatu yang berdampak positif bagi organisasi tersebut
(8). Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat
Bawahan bebas untuk berpendapat sesuai dengan asas demokrasiTugas diberikan
bersifat permintaan
(9). Tugas yang diberikan pimpinan bisa berasal dari permintaan bawahan yang
tentunya berdampak positif bagi organisasi tersebutPujian dan kritik seimbang
(10). Pimpinan dan bawahan tidak selalu saling memuji atau mengkritik,
kedua-duanya berjalan seimbang sesuai dengan kebutuhan organisasi
tersebutPimpinan mendorong prestasi bawahanKesetiaan bawahan secara wajar
(11). Bawahan tidak bersifat sebagai budak yang selalu manut pada atasannya,
namun bawahan tetap memiliki rasa hormat yang tinggi pada
atasannyaMemperhatikan perasaan bawahan
(12). Pemimpin bersikap mengayomi kepada bawahan, sehingga pemimpin mengerti
apa masalah yang ada pada bawahan, sehingga pemimpin bisa mengambil kebijakan
dengan segeraSuasana saling percaya, menghormati dan menghargai
(13). Suasana yang selalu harmonis dalam lingkungan organisasiTanggung jawab
dipikul bersama
(14). Kelebihan yang paling utama, yaitu saling bekerja sama dalam mencapai
tujuan organisasi
3. GK. Leisse Faire (Bebas)
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada
kelompok baik dalam menetapkan tujuan maupun menanggulangi masalahnya sendiri.
Gaya ini tidak berdasarkan pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang
menggunakan gaya kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya
berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya.
Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang
penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota
kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok yang memakai gaya
ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan anggotanya akan
apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan tujuan
yang hendak dicapai. Walau begitu, dalam situasi tertentu khususnya dalam
kelompok terapi, gaya kepemimpinan laissez-faire ini adalah yang paling layak
dan efektif dari gaya-gaya kepemimpinan terdahulu.
GK. Leisse Faire Berciri :
(1). Pimpinan melimpahkan sepenuhnya kepada bawahan.
(2). Keputusan dan kebijakan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
(3). Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan.
(4). Hampir tidak ada pengawasan.
(5). Pemrakarsa selalu datang dari bawahan.
(6). Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan.
(7). Kepentingan pribadi lebih dominan dari pada kepentingan kelompok.
(8). Tanggung jawab dipikul oleh orang perorang.
Tipe Kepemimpinan:
1. TK. Paternalistik
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap
bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan
sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik
memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan pada
bawahan untuk mengambil keputusan
Contoh pemimpin paternalistik adalah seorang guru
Kelebihan :
Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusanBawahan akan
merasa aman karena mendapat perlindungan
Kelemahan :
Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi
kesempatanKeputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena
menganggap dirinya sudah melakukan yang benarDaya imajinasi dan kreativitas
para pengikut cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya.
2. TK. Karismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya
tarik yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran
apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik
yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat
dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.
Contoh pemimpin kharismatik adalah
Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther King, Soekarno dan lain-lain
Kelebihan :
Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelasDapat membangkitkan semangat
bawahan untuk bekerja lebih giatBisa mendapatkan pengikut dengan masa yang
besar karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercayaMenyadari
kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin
Kelemahan :
Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresikoPemimpin
kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan pasti benar
karena pengikutnya sudah terlanjur percayaKetergantungan yang tinggi sehingga
regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten sulit.
3. TK. Situasional
TK. Situasional merupakan gaya kepemimpinan yang dilakukan
berdasarkan situasi yang ada. Penggunaan situasi untuk menentukan apa saja hal
yang akan dilakukan akan sangat penting agar suatu organisasi bisa berjalan
dengan baik. Perubahan situasi akan menyebabkan perubahan kebutuhan yang ada
pada anak buah. Perbedaan tersebut menjadikan pemimpin harus memilih gaya
kepemimpinan yang berbeda di situasi anak buah yang berbeda.
Hal ini dilakukan agar setiap anak buah dipahami oleh pemimpin
apa yang sedang dibutuhkannya dalam mengerjakan tugas dari pemimpin.
Pengetahuan pemimpin terhadap apa yang dibutuhkan oleh anak buah hendaknya
segera dipenuhi oleh pemimpin agar anak buah tersebut bisa bekerja secara
lebih optimal.
Pengetahuan pemimpin terhadap kondisi anak buahnya ditindak
lanjuti dengan pemilihan gaya kepemimpinan yang paling tepat untuk anak buah.
Pemilihan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi anak buah menjadikan
kinerja anak buah akan bekerja se-efektif dan se-efisien mungkin. Hal ini
tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi yang sedang
dipimpinnya.
4. TK. Intelektual Leadership
Berarti kepemimpinan intelektual dapat berarti perilaku
seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok beserta
sub-sub sistemnya secara holistik demi tercapainya tujuan yang telah
disepakati dengan menggunakan kemampuan berfikir rasional sehingga dapat
berinteraksi dan bertindak secara efektif dan efisien.
Suatu kepemimpinan tidak akan berjalan tanpa adanya sosok
pemimpin dan sosok terpimpin. Baik sosok yang memimpin maupun sosok yang
dipimpin hendaknya memiliki sifat-sifat yang dapat mengantarkan pada
pencapaian tujuan bersama sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat berbagai
macam sifat “ideal” seorang pemimpin dan seorang yang dipimpin antara lain
dengan kecerdasan. Kecerdasan seseorang merupakan salah satu kunci utama
keberhasilan pencapaian tujuan.
Kecerdasan disini tak hanya diartikan sebagai sosok dengan
keserbatahuannya. Melainkan juga sosok dengan keserbatahuannya yang dapat
diterapkan dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk merengkuh kelompok
sosial yang ada agar pencapaian tujuan bersama dapat segera terwujud. Cerdas
disini bukan hanya cerdas berfikir namun juga meliputi cerdas berinteraksi,
bertindak dan cerdas dalam mengambil keputusan serta cerdas dalam membaca
realita sosial yang sedang berjalan, membaca serta menelaah apa yang
seharusnya dilakukan dan ditindak.
2 Teori asal-usul terbentuk seorang pemimpin :
1. Teori genetika
pemimpin itu terlahir dengan bakat yang yang sudah
terpendam di dalam dirinya yang harus ia ekspolasi atau mungkin keturunan dari
keluarga.
2. Teori Sosial.
Dimana ketika jiwa kepemimpinan lahir karena dia aktif
berorganisasi,sering mengikuti pelatihan. Sehingga ia menjadi orang yang
percaya diri dan merasa mempunyai tanggung jawab.
Mungkin itu saja,tentang Gaya maupun Tipe kepemimpinan memang mempunyai
beberapa hal yang membuat nya dinilai positif dan negatif.Namun,yang perlu
kita ketahui Semua Gaya dan Tipe Yang disebut kan diatas tadi punya Sisi
positif dan negatif nya. tinggal bagaimana caranya seorang pemimpin itu
sendiri mampu menempat kan dirinya di setiap Situasi Dan Kondisi
Jadi Bukan berarti Yang egois jahat..bukan berarti yang Berbaur itu baik..dan
bukan berarti yang Tidak tau menau itu lalai,Justru ini jadi Motivasi untuk
kita semua agar kedepannya kita mampu jadi KADER YANG MILITANSI Yang
tidak pernah lalai dengan sebuah Amanah dari Yang terkecil hingga Kelak kita
Menjadi Pemimpin bangsa.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar